Makanan Khas Musim Panas di Korea Selatan
Ada beberapa kebiasaan warga Korea Selatan yang unik disaat Musim Panas (여름).Mereka lebih memilih mengantre di restoran makanan panas dibandingkan dengan gerai es. Mereka lebih memilih semangkuk sup ayam ginseng atau samgyetang untuk menghalau sengatan matahari di musim panas. Orang Korea sering mengatakan api harus dilawan dengan api.
Samgyetang (삼계탕) memiliki manfaat di musim panas, karena ketika cuaca panas dan Anda menyantap makanan dingin, perut memang akan terasa dingin. Tapi bagian tubuh lainnya tetap panas.
Logika kita kalau kepanasan ya minum es biar adem. Kalau dingin ya ngopi. (NGOPI BAE). Makanya setelah minum es hadiahnya flu. Setelah ngopi hadiahnya batuk.
Mengikuti logika tersebut, satu dari tiga hari tradisional terpanas di musim panas Korea - chobok, jungbok, dan malbok - warga Korea Selatan pasti langsung berduyun-duyun mengunjungi restoran samgyetang. Mereka mengkombinasikan samgyetang dengan liquor ginseng dan sebotol soju.
Dengan makan samgyetang, bisa mendapatkan stamina kembali. Mereka percaya bahwa makan sup obat akan mengembalikan nutrisi yang hilang bersama keringat selama hari-hari panas di musim panas ini.
Samgyetang dimasak bersama dengan bawang putih yang dipercaya bisa mendetoksifikasi tubuh dan jujube atau kurma khas Korea punya khasiat untuk mencegah dehidrasi.
Selama hari panas, banyak orang juga menyarankan untuk menikmati berbagai rempah. Menyantap banyak protein dan banyak makanan yang berkalori.
Apa sebenarnya Samgyetang?
Makanan ini pada dasarnya adalah semangkuk sup ayam muda yang dimasak bersama dengan ginseng.
Di bagian dalam ayamnya diisi dengan beras ketan. Sebagai pelengkap dan pelezat rasa, samgyetang ditambah dengan bumbu dan rempah yaitu jujube, bawang putih, akar rempah, dan kemiri.
Namun meski menyehatkan, makanan ini termasuk makanan tinggi kalori. Dengan kandungan rata-rata 1000 kalori per mangkok, makanan ini tergolong tak aman untuk Anda yang ingin menjaga berat badan.
Samgyetang (삼계탕) memiliki manfaat di musim panas, karena ketika cuaca panas dan Anda menyantap makanan dingin, perut memang akan terasa dingin. Tapi bagian tubuh lainnya tetap panas.
Logika kita kalau kepanasan ya minum es biar adem. Kalau dingin ya ngopi. (NGOPI BAE). Makanya setelah minum es hadiahnya flu. Setelah ngopi hadiahnya batuk.
Mengikuti logika tersebut, satu dari tiga hari tradisional terpanas di musim panas Korea - chobok, jungbok, dan malbok - warga Korea Selatan pasti langsung berduyun-duyun mengunjungi restoran samgyetang. Mereka mengkombinasikan samgyetang dengan liquor ginseng dan sebotol soju.
Dengan makan samgyetang, bisa mendapatkan stamina kembali. Mereka percaya bahwa makan sup obat akan mengembalikan nutrisi yang hilang bersama keringat selama hari-hari panas di musim panas ini.
Samgyetang dimasak bersama dengan bawang putih yang dipercaya bisa mendetoksifikasi tubuh dan jujube atau kurma khas Korea punya khasiat untuk mencegah dehidrasi.
Selama hari panas, banyak orang juga menyarankan untuk menikmati berbagai rempah. Menyantap banyak protein dan banyak makanan yang berkalori.
Apa sebenarnya Samgyetang?
Makanan ini pada dasarnya adalah semangkuk sup ayam muda yang dimasak bersama dengan ginseng.
Di bagian dalam ayamnya diisi dengan beras ketan. Sebagai pelengkap dan pelezat rasa, samgyetang ditambah dengan bumbu dan rempah yaitu jujube, bawang putih, akar rempah, dan kemiri.
Namun meski menyehatkan, makanan ini termasuk makanan tinggi kalori. Dengan kandungan rata-rata 1000 kalori per mangkok, makanan ini tergolong tak aman untuk Anda yang ingin menjaga berat badan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar