Cari Blog Ini

Blog Archive

PERMATA Buka Pendaftarn Setiap Hari Mulai 08.00 - 14.00. WA 0812 5933 3340, 0813 3253 4445, 0856 4949 7779

Jadi Bos Kos-kosan Setelah Pulang dari Korea


Banyak mantan TKI Korea yang memutuskan kembali lagi bekerja di Korea. Dikarenakan gagal dalam membangun usaha sekembalinya dari Korea Selatan. Meski begitu ada beberapa mantan pekerja migran yang sukses dalam menggeluti usahanya.



Satu diantara mantan pekerja migran tersebut adalah Supriyadi (30 tahun). Warga Sukoharjo, Pringsewu, Lampung ini bekerja selama 4 tahun 10 bulan. Kini hasil dia merantau bisa dimanfaatkan untuk membangun kos-kosan putri di daerah yang berdekatan dengan Kampus STIKES Muhammadiyah Pringsewu, Lampung. 


Usaha yang dirintis sejak Tahun 2016 itu kini berkembang dan menjadi penopang hidup dirinya dan bisa digunakan untuk membuka usaha baru.

Saat dihubungi permatakorea.com melalui sambungan selularnya, pria yang masih melajang ini menceritakan, bahwa sulitnya lapangan pekerjaan di daerah Pringsewu membuat dirinya nekat memutuskan menjadi pekerja migran dengan mengikuti Program Pelatihan Kerja ke Korea yang diadakan oleh LPK PERMATA yang ada di Bojonegoro, Jawa Timur.


“ Saat itu belum banyak informasi tentang proses kerja ke Korea. Sayapun dapat informasi dari kakak saya yang kebetulan bekerja di Luar Negeri. Dengan bekal informasi tersebut saya berangkat ke Bojonegoro.” tuturnya seraya mengaku berangkat ke Korea Tahun 2009.

Hingga akhirnya bekerja di Perusahaan Onderdil Mobil di Ulsan yang bersebelahan dengan Kota Busan. Perbedaaan kurs yang tinggi antara mata uang Indonesia dengan mata uang Korea, memberikan berkah terhadap dirinya yang kala itu menerima gaji 2 juta Won setara dengan Rp. 22 juta.



Pasca pulang dari Korea, hampir dua tahun hanya membantu orang tua berkebun sambil mencari peluang usaha yang akan dilakukan untuk mengembangkan uangnya.Tibalah saatnya informasi tanah kapling yang dijual. “ Akhirnya saya memutuskan untuk membeli 2 kapling, dan segera saya membangun kos-kosan putri, “ ungkap pemuda yang pernah menjadi Ketua pengurus Masjid Baburrahmah, Ulsan, Korea ini.

Selain target 32 kamar kos-kosan yang mampu dia bangun, penghasilan dari Korea juga digunakan membeli rumah, dan juga tanah. Tanah tersebut nantinya digunakan untuk perluasan kos-kosan baru.


“ Karena semangat yang kuat untuk membangun kos-kosan yang lebih banyak lagi, sempat ada keinginan untuk bekerja ke Korea lagi. Namun setelah saya shalat Istikharah, mantap untuk tidak kembali lagi. Jadi cukup sekali kerja di Korea, “ ungkap mantan asisten instruktur LPK PERMATA ini mengakhiri kisahnya.

Harga sewa kos-kosan di daerah Pringsewu tarifnya antara Rp. 500.000 – Rp. 1 juta. Jadi silahkan hitung sendiri penghasilan mantan Pekerja Migran Indonesia dari Korea Selatan ini. Targetnya pada tahun depan harus mempunyai 100 kamar kos-kosan tambahan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar