Cari Blog Ini

Blog Archive

PERMATA Buka Pendaftarn Setiap Hari Mulai 08.00 - 14.00. WA 0812 5933 3340, 0813 3253 4445, 0856 4949 7779

SEJARAH KOREA SELATAN MENJADI PELOPOR TEKNOLOGI ASIA


Korea Utara dan Korea Selatan adalah gabungan antara kerajaan-kerajaan kecil. Sejak tahun 1392-1950 ada satu kerajaan kuat yang akhirnya berhasil menguasai seluruh wilayah Korea berada dalam pemerintahan Dinasti Joseon. 

Jepang datang ke Korea dan menjajah di awal tahun 1900-an dan akhirnya Jepang menyerah pada negara sekutu pada 1945.

Setelah kekalahan Jepang, terjadi kekosongan kekuasaan, Amerika Serikat datang ke Korea dari wilayah selatan dan Uni Soviet dari arah utara. 

Kedua negara ini sepakat menaruh batas kekuasaan yaitu zona 38 derajat paralel, itulah awal mula terpecahnya Korea menjadi dua bagian.

Dalam 74 tahun itu, Korea Selatan berkembang dari negara miskin di dunia menjadi negara dengan teknologi terkuat di dunia. 

Pada periode 1950-1960 setelah perang Korea, setidaknya 1 juta orang terbunuh, banyak sekali bangunan yang rusak.

Pada tahun 1955, pendapatan per kapita Korea selatan nilai GDP (Gross Domestic Product) Korea Selatan adalah USD 64, dan menjadi USD 1530,750 juta sekarang.

Pesatnya perekonomian di Korea Selatan tidak terlepas dari peran mantan presiden Park Chung Hee yang memiliki hubungan dekat dengan kaum konglomerat yang disebut dengan istilah chaebol. 

Di antara chaebol yang bertahan hingga kini adalah Hyundai, LG, dan juga Samsung.

Dulunya Hyundai berbisnis beras, LG memproduksi plastik, sedangkan Samsung memproduksi wol dan gula. 

Park Chung Hee sendiri adalah diktator yang memimpin Korea Selatan dari tahun 1961 hingga akhirnya ia dibunuh di tahun 1979. 

Park Chung Hee memiliki kebijakan agar negara berorientasi pada ekspor dan investasi serta mengurangi konsumsi.

Ia memberlakukan subsidi serta pemotongan pajak bagi para chaebol. 

Di sepanjang tahun 60-an, negara menitikberatkan pada industri kimia dan konstruksi berat dan membiayai chaebol untuk urusan ini.

Di antara hasilnya adalah Samsung yang memproduksi fertilizer pada 1967 dan Hyundai yang membangun jalan tol pertama di Korea Selatan menghubungkan antara Seoul dan Busan pada akhir 1960-an.

Selama masa transisi ini para chaebol menjaga hubungan dekat dengan perusahaan Jepang dan Amerika Serikat.

Samsung berkonsultasi dengan Sharp (perusahaan semikonduktor berbasis di Amerika Serikat) dan Mikron (perusahaan serupa yang berbasis di Jepang).

Sedangkan Hyundai awalnya hanya merangkai bagian-bagian cortina dari perusahaan Ford di tahun 1968.

Hasilnya, Samsung mampu memproduksi chip RAM 68kb dalam waktu 6 bulan dan menjadikan Korea Selatan negara ketiga setelah Amerika Serikat dan Jepang.

Sedangkan Hyundai menguasai ilmu merakit mobil dalam waktu 6 bulan, menjadikan Korea Selatan sebagai yang tercepat di antara mitra Ford di seluruh dunia.

Namun, ekspor hingga awal tahun 70-an hanya terbatas pada baju, sepatu, wig, dan bahkan urin untuk tujuan pengobatan.

Hingga akhir tahun 70-an, barulah Samsung berhasil mengekspor televisi, radio, dan juga mesin cuci. 

Sedangkan Hyundai berhasil membuat mobil pertamanya yang diberi merek Pony. 

Dari manakah para chaebol mendapatkan dana untuk membiayai semua itu? Jawabannya adalah karena campur tangan presiden Park Chung Hee.

Kemajuan pesat teknologi Korea ternyata merupakan pisau bermata ganda. Park Chung Hee memperbaiki hubungan diplomatik dengan Jepang serta mengirimkan tentara ke Vietnam untuk membantu Amerika Serikat di perang Vietnam. 

Karena pendekatannya ini, Jepang memberikan dana sebesar USD 300 juta dan meminjamkan dana tambahan sebanyak USD 500 juta.

Sedangkan Amerika Serikat memberikan dana sebesar USD 5 miliar kepada Korea Selatan sebagai bentuk bantuan, gaji tentara, dan juga bantuan kelengkapan militer.

Tentara di Vietnam mengirimkan kembali sebagian dari gaji mereka sebesar total USD 2 miliar. Presiden Park juga banyak mengirim orang Korea ke luar negeri untuk meningkatkan pendapatan dengan mata uang asing.

Di antaranya, perjanjian dengan Jerman barat menjadikan banyak wanita dikirim ke Jerman sebagai tenaga perawat dan pria sebagai buruh tambang. 

Presiden Park juga bekerja sama dengan negara-negara timur tengah untuk mengirim tenaga bagi industri minyak yang akhirnya uangnya dipergunakan untuk membangun jalan tol, pabrik, dan juga pelabuhan.

Namun usaha Presiden Park harus berakhir pada tahun 1979. Ia dibunuh oleh kepala mata-matanya sendiri dalam sebuah jamuan pribadi karena dikhawatirkan akan menjadi pemimpin yang super diktator dan menjadi pelanggar HAM berat.

Disarikan dari berbagai sumber.

Info kerja ke Korea
LPK PERMATA
Jl. Raya Balen No. 71 Balen Bojonegoro
(Barat BRI Balen)
WA: 081259333340

www.permatakorea.com

Daftar klik
http://bit.ly/PermataKorea
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar